Postingan

Saxophone. enak dipandang gampang dimainkan...

Gambar
Saxophone, enak dipandang gampang dimainkan. Rumah Tiup, sedia saxophone baru maupun seken. Harga bersahabat, diajari gratis sampai bisa...E

TENTANG RUMAH TIUP - versi tanya jawab

(Ini sekelumit cerita tentang Rumah Tiup dalam versi tanya-jawab. Semoga teman2 bisa lebih kenal dekat dengan Rumah Tiup) Tanya: Cerita sedikit dong tentang Rumah Tiup. Jawab: Rumah Tiup ini kita bikin karena kecintaan kita kepada saxophone, kepada alat tiup. Di situ kita menyediakan alat2 tiup dengan harga yang relative murah, juga mengajari gratis. Rumah Tiup berdiri sejak tahun 1998. Dan yang memberi nama Rumah Tiup itu sebenarnya bukan kita melainkan teman2 atau murid2 kita. Tanya: Saxophone itu sendiri merupakan alat music yang sudah ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh Adolphe Sax orang Belgia. Dan Kenny G boleh dibilang merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan saxophone di Indonesia. Kehadiran Kenny G membawa trend tersendiri untuk kemudian orang kepingin belajar bagaimana memainkan saxophone. Apakah itu juga dilihat oleh Rumah Tiup? Jawab: Ya, betul. Tanya: Dari sisi audience, siapa saja yang datang? Jawab: Dari anak2, biasanya diantar oleh orang tuanya. Mulai dari us

“ALUNAN SAKSOFON, LAGU KEHIDUPAN”

Gambar
Saksofon benar-benar menghidupi keluarga pasangan Anton Prihardianto dan Valentina Sri Yuniati. Anton adalah penggemar, pemain, kolektor, pelatih, dan ahli reparasi saksofon. Istrinya perigel berjual beli alat tiup tersebut. (Oleh: Frans Sartono) Lagu “Misty” mengalun dari rumah keluarga pasangan Anton Prihardianto (54) dan Valentina Sri Yuniati (54) di bilangan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Berada di rumah mereka, kita serasa dikepung saksofon dan beragam instrumen tiup lain. Tak kurang dari 180 alat tiup ada dalam koleksi mereka. Dari jumlah itu, sebanyak 125 unit adalah saksofon. Sisanya adalah oboe, fagot, trumpet, buggle, clarinet, flute, dan lainnya. Saksofon datang dari aneka merek dan tahun pembuatan, seperti Buffet Crampon, Yanagisawa, Julius Keilwerth, Holton, Rampone Cazani, Buescher, Martin, Selmer, dan Conn. Koleksi tertua Anton berupa saksofon baritone merek Kessel Mathias berangka tahun 1898. Pria asal Yogyakarta itu memang cinta mati kepada alat tiup temuan Antoine-Josep

RUMAH TIUP

Tentang Rumah Tiup. Artikel ini ditulis oleh mbak Giatri, Majalah Men’s Obsession. Edisi 131/ tahun ke 10/ 2014. Terima kasih untuk semuanya. Judul: RUMAH WINDWOOD TINA Kecintaannya pada sang suami, membuat Tina Valentine kerap menghadiahkan alat musik yang digandrungi suaminya, saxophone. Lantaran bentuknya yang eksotis dan suara yang dihasilkan begitu seksi, wanita berambut ikal tersebut akhirnya jatuh hati pada alat musik tiup itu. Beberapa saxophone merek ternama menjadi koleksinya seperti Buffet Crampon (Paris), Yanagisawa (Jepang), Julius Keilwerth (Jerman), hingga Selmer (Paris). ------------- Tina mengaku, ia sempat bertengkar hebat dengan suaminya karena membeli saxophone. “Tahun 1989, harga saxophone sangat mahal. Kala itu harga tanah disini Rp 5 juta (200 m2) sedangkan saxophone Rp 1,25 juta. Akhirnya dijual, ternyata untungnya Rp 250 ribu setara dengan gaji kita sebulan,” bebernya. Berangkat dari sanalah keduanya berpikir untuk berburu saxophone kemudian dijual. “Dari k

MENIUP RASA BERSUKA CITA

”Do… Re… Mi… Sol… La…,” demikian instruksi dari mulut Anton Prihardianto sambil menekan-nekan tuts alat musik kibor di satu sisi pusat belanja Cilandak Town Square, Jakarta, Sabtu (3/12) pagi. Sang penerima instruksi adalah Indra G Windiaz yang tengah memainkan lagu ”Can’t Help Falling in Love” besutan Elvis Presley dengan tiupan saksofon. Beberapa kali Indra, yang akrab dipanggil Jibal, terlihat kikuk sekalipun sebelumnya ia memainkan kibor mengiringi Anton bermain saksofon. Tak jauh dari mereka berdua tampak Valentina Sri Yuniati yang adalah istri Anton, dan selama beberapa tahun terakhir mengasuh Komunitas Rumah Tiup. Sejumlah saksofon ditaruh mengelilingi meja kecil tempat mereka tampil dalam ajang Social Market Community, yang hari itu dihadiri juga beberapa komunitas lain. ”Kalau saya bergabung, karena ini adalah klangenan,” ujar Jibal. Pegiat teater dan sastra itu menceritakan alasan mereka bergabung bersama Rumah Tiup. Sebagian membawanya kembali pada memori saat masih aktif be

RUMAH TIUP - TINA SAXOPHONE (UTS FEATURE MEDIA SIAR)

Gambar